Revolusi Apatis Koperasi: Strategi Efektif untuk Mewujudkan Kepedulian Generasi Milenial Terhadap Koperasi di Era Revolusi Industri 4.0 - SEGAP Media .Online | Students Media for Indonesia

Breaking


Selasa, 22 Oktober 2019

Revolusi Apatis Koperasi: Strategi Efektif untuk Mewujudkan Kepedulian Generasi Milenial Terhadap Koperasi di Era Revolusi Industri 4.0


Oleh: Seto Galih Pratomo

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional terus ditantang untuk bergerak dinamis seiring perkembangan zaman. Menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia), koperasi adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi keperluan para anggotanya dengan cara menjual barang keperluan sehari-hari dengan harga murah (tidak bermaksud mencari untung).

Eksistensi koperasi pada saat ini terkalahkan dengan banyaknya mini market yang sudah menjamur diberbagai pelosok negeri. Ditambah dengan sistem baru yang bermunculan seiringnya perkembangan zaman seperti online shop yang saat ini menjadi candu masyarakat perkotaan menggeser eksistensi koperasi. Minat masyarakat menjadi berkurang dalam membangun koperasi, justru masyarakat saat ini cenderung apatis terhadap koperasi. Apatis menurut KBBI adalah acuh tak acuh; tidak peduli; masa bodo.

Sedangkan sekarang ini pada abad ke20 ini, Indonesia digadang-gadang dengan tugas mempersiapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0 yang dinamakan dengan Making Indonesia 4.0 sebagai jalan peta atau roadmap revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan daya tambah industri manufaktur lokal sehingga bisa bersaing secara global. Dilihat dari pengertiannya maka revolusi industri 4.0 sudah pasti sangat penting untuk diperhatikan, mengingat Indonesia baru saja mempersiapkan diri untuk memasuki masa revolusi industri 4.0.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh koperasi di era revolusi industri 4.0 adalah bagaimana merangkul generasi milenial untuk peduli dan ikut andil terhadap koperasi. Menurut U.S. Chamber of Commerce Foundation, generasi milenial atau millennial generation adalah generasi manusia yang lahir dengan rentang tahun antara 1980 – 1999 masehi. Generasi milenial atau biasa juga disebut generasi Y adalah mereka yang lahir setelah era baby boomer. Ciri khas generasi ini adalah berpikiran terbuka, cenderung individualis, dan melek teknologi. Sehingga sekalipun individualis, mereka terhubung satu sama lain melalui media sosial.

Dari latar belakang  tersebut, maka rumusan yang dibahas adalah bagaimana Revolusi Apatis Koperasi: Strategi Efektif untuk Mewujudkan Kepedulian Generasi Milenial Terhadap Koperasi di Era Revolusi Industri 4.0.

ISI
Penerapan Strategi Revolusi Apatis Koperasi dalam Menemukan Cara Efektif untuk Mewujudkan Kepedulian Generasi Milenial Terhadap Koperasi di Era Revolusi Industri 4.0

Sebagian besar rakyat Indonesia masih bertanya-tanya apa itu koperasi. Lapenkop mendefinisikan koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan kegiatan ekonomi koperasi (usaha koperasi) atas dasar prinsip-prinsip koperasi yaitu nilai dan jati diri koperasi sehingga mendapatkan benefit (manfaat) yang lebih besar dengan biaya yang rendah melalui usaha bersama yang dimodali, dikelola (dimiliki) dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya. Tujuan koperasi adalah memberikan nilai tambah secara ekonomi kepada anggotanya dibandingkan sebelum bergabung dengan koperasi.

Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 pasal 5 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokrasi, pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota yang telah dijelaskan diatas, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, kemandirian, pendidikan perkoperasian, dan kerjasama antar koperasi. Koperasi memiliki landasan berdasarkan UU No. 17 Th. 2012 yaitu modal terdiri dari simpanan pokok dan surat modal koperasi.

Selama ini banyak masyarakat khususnya generasi milenial yang menganggap koperasi sebagai lembaga simpan pinjam yang sistem pengelolaannya secara konvensional, rentan terhadap penyalahgunaan, dan tidak canggih. Dengan seiringnya perkembangan zaman yang menuntut banyak perubahan. Berkembangnya teknologi ditandai dengan munculnya mesin uap yang disebut sebagai revolusi industri 1.0 pada abad ke17. Kemudian berkembang dari uap ke mesin atau industrialisasi yang disebut revolusi industri 2.0 pada abad ke18. 

Dan berkembang ke era teknologi yang disebut revolusi industri 3.0 pada abad ke19. Revolusi industri 4.0 merupakan perkembangan tatanan dunia yang berfokus kepada 4 unsur yaitu big data yang memuat data yang kecil dimasukkan, kemudian aktivision intelegen yang berjalan akibat adanya big data yang masuk dan dialiri ke robot autonomus sebagai sarana eksekusi yanng kemudian dihubungkan ke dalam internet yang disebut internet offting (IoT). Jadi langkah awal yang ditempuh oleh gerakan koperasi untuk merangkul generasi milenial ini adalah menghapus stigma buruk tentang koperasi untuk bertransformasi dalam perkembangan zaman.

Koperasi mulai diinisiasi pada tahun 1800-an di Eropa dan dasar-dasar tata kelola koperasi modern dicetuskan oleh F.W. Raiffeisen (1808-1888), Walikota Flammers field, Jerman. Koperasi mengalami perkembangan ke seluruh dunia, termasuk ke tanah air. Dalam perjalanan waktu, koperasi mulai bermunculan. Namun sejumlah koperasi berguguran, tetapi banyak juga yang terus bertahan dan berkembang. Jadi terbukti, koperasi dapat menjadi institusi yang tangguh dengan tata kelola yang benar.

Di era revolusi industri 4.0, koperasi dituntut untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dengan baik. Layanan digital koperasi harus bisa diakses oleh pengguna dan anggota di mana saja serta kapan saja(mobile). Koordinator Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Suharno mengatakan koperasi di Indonesia dihadapkan pada tantangan globalisasi berupa persaingan antar lembaga keuangan yang memanfaatkan teknologi informasi. Apabila koperasi tidak melakukan transformasi dan inovasi maka akan terdisrupsi oleh lembaga keuangan lain yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

            Koperasi digital pertama di Indonesia akhirnya resmi berdiri pada tahun 2016. Menyusul penyerahan akta koperasi kepada Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM) dari Kemenkop dan UKM sebagai pihak yang mengesahkan Badan Hukum Koperasi. Dan juga koperasi milenial yang para pelakunya adalah generasi milenial yang lahir diawal 1980 an. Dalam menghadapi sikap apatis dari generasi milenial yang menurut beberapa survey, 60% generasi milineal tidak tertarik dengan koperasi, padahal sejatinya konsep koperasilah yang paling tepat untuk mendorong generasi milenial menjadi milyader dimasa datang.

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Dengan berkembangnya zaman, diharapkan koperasi mampu bertransformasi kedalam perubahan yang ada, khususnya di era revolusi industri 4.0 yang di Indonesia dibuat Koperasi Digital Indonesia Mandiri (KDIM) dan mampu merangkul generasi milenial untuk ikut serta dalam pembangunan  koperasi di dengan didirikannya koperasi milenial. Dengan ini strategi revolusi apatis koperasi dapat terlaksana dengan mendekatkan kepada generasi milenial.

Saran
1.      Koperasi harus mampu beradaptasi dan bertransformasi kedalam perubahan zaman dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dengan didirikannya koperasi digital.
2.      koperasi harus mampu dalam merangkul generasi milenial dalam membangun koperasi terutama di era bonus demografi yang diprediksi penduduk usia produktif mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.

DAFTAR PUSTAKA

(red/segapmedia.online)

3 komentar:

  1. Keren abis..... Terobosannya mudah saya mengerti sebagai generasi milenial

    BalasHapus
  2. Gagasan inovasinya keren dan mudah dimengerti

    BalasHapus
  3. Inovatif dan sejalan dengan perkembangan zaman

    BalasHapus

Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.