Oleh: Khoirul Muna
*Mahasiswa FIAI UII Yogyakarta
Sebenarnya pengkaderan merupakan nyawa semua organisasi, baik organisasi sosial, politik, kemasyarakatan, agama dan lain sebagainya. Pengkaderan menjadi bentuk perjuangan dasar semua organisasi untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusianya dan mempercepat tercapai tujuannya. Dalam perkembangan zaman yang luar biasa saat ini, sangat perlu semua organisasi melakukan pengkaderan dengan cara-cara yang tidak keluar dari misi yang dijalankan, namun cara-cara yang dilakukan harus mengikuti dan mampu beradaptasi dengan arus perkembangan zaman saat ini.
Cara-cara pengkaderan yang dilakukan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) harus mempunyai strategi yang lincah dan dapat menembus arus perkembangan generasi Z saat ini. Karena memang basis kader IPNU dan IPPNU saat ini adalah generasi Z.
Terutama di kabupaten Magelang, menurut Badan Pusat Statistik kabupaten Magelang, generasi Z di kabupaten Magelang yang juga merupakan usia yang menjadi target pengkaderan IPNU dan IPPNU, rata-rata usia 14 – 23 tahun menyentuh angka 103.362 jiwa per tahun 2021. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa potensi pengkaderan IPNU dan IPPNU di kabupaten Magelang sangat tinggi. Maka dari itu kita perlu menyusun langkah-langkah yang sesuai dengan perkembangan generasi Z di kabupaten Magelang.
Melihat dari banyak nya potensi pengkaderan yang ada di kabupaten Magelang, ada beberapa strategi yang cocok untuk diterapkan sebagai langkah melakukan pendekatan kepada generasi Z yaitu Startegi Kontekstual-Induktif dan Konstruktif. Strategi Kontekstual-Induktif merupakan strategi pengkaderan basis penggambaran. Dalam pengkaderan pasti ada istilah pengkader dan calon kader, calon kader disini adalah para generasi Z.
Dalam strategi ini pengkader harus melakukan kontekstualisasi terlebih dahulu, pengkader harus mampu menganalisis dimana potensi calon kader atau generasi Z yang paling kuat dan apa cara yang paling cocok untuk melakukan pengkaderan. Setelah pengkader mampu menganalisis, maka pengkader harus mampu menggambarkan organisasi IPNU dan IPPNU terhadap para generasi Z.
Setelah pengkader berhasil memberikan gambaran organisasi IPNU dan IPPNU kepada calon kader, baru pengkader harus membuat satu gambaran inti yang benar-benar diminati oleh para generasi Z, yang nanti akan diamati dan dikagumi lebih dalam oleh para calon kader. Sehingga gambaran yang menginduk tersebut bisa langsung memikat calon kader untuk masuk dalam organisasi IPNU dan IPPNU. Pengindukan gambaran ini lah disebut Strategi Induktif.
Setelah Pengkader berhasil melakukan penggambaran dan berhasi memikat calon kader, barulah pengkader melakukan strategi Konstruktif. Strategi konstruktif adalah strategi membangun keyakinan setiap calon kader untuk bisa lebih mantab dan menyeluruh masuk dalam organisasi IPNU dan IPPNU.
Strategi Konstruktif ini mampu membuat para calon kader berfikir lebih dalam dan cari tahu lebih dalam mengenai IPNU dan IPPNU sehingga mereka dapat memilih dan masuk dengan tepat sebagai kader IPNU dan IPPNU, bahkan bisa lebih merasa memiliki organisasi daripada pengkader sendiri.
Strategi strategi diatas dapat dapat mempercepat langkah dalam proses pengkaderan. Dengan banyaknya generasi Z di kabupaten magelang dapat meningkatkan optimisme IPNU dan IPPNU kabupaten Magelang supaya dapat lebih leluasa mencari kader. Sehingga tujuan IPNU dan IPPNU kabupaten magelang dapat tercapai dengan baik. Selain itu, bila dibandingkan dengan pengkaderan yang dilakukan IPNU dan IPPNU kabupaten Magelang saat ini yaitu pengkaderan basis Motivasi dan provokasi, strategi Kontekstual-Induktif dan Konstruktif dapat dinilai lebih efektif karena secara tidak langsung pendekatan yang dilakukan bercermin pada kebiasaan generasi Z sendiri.
Dengan demikian, jelas bahwa strategi Kontekstual-Induktif adalah strategi yang paling cocok diterapkan pada generasi z saat ini. Karena memang penggambaran, pendekatan erosional, dan perbaikan pola pikir manjadi kunci untuk kesuksesan sebuah pengkaderan.
(red/segapmedia.online)
Daftar Pustaka
Anonymous. “BPS Kabupaten Magelang.” Https://Magelangkab.Bps.Go.Id, 2020. https://magelangkab.bps.go.id/indicator/29/724/1/jumlah-peristiwa-kebakaran-kerugian-dan-korban.html.
Cholis, M N. “Manajemen Kaderisasi Dalam Mencetak Kader Organisasi Militan.” J-MPI (Jurnal Manajemen Pendidikan Islam). scholar.archive.org, 2021. https://scholar.archive.org/work/q6x4zc6bdraihjidzdto4jcike/access/wayback/https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jmpi/article/download/8743/pdf.
Hasan, F E. “FUNGSI KADERISASI DALAM MENINGKATKAN ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK GERINDRA (STUDI KASUS PADA DPC PARTAI GERINDRA KABUPATEN ACEH ….” Jim.Unsyiah.Ac.Id, n.d. http://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/view/18190.
Khoiri, K, R Rosyid, and T S Atmaja. “REVITALISASI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PADA PROSES PENGKADERAN DI ORGANISASI IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ….” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran …. jurnal.untan.ac.id, n.d. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/51080/75676591345.
Musfiroh, M R, and A F Mubarok. “KONTEKSTUALISASI DOKTRIN TAUHID DALAM NILAI DASAR PERGERAKAN PMII.” PROSIDING …, 2021. https://prosiding.muktamardosenpmii.com/index.php/mpdpmii/article/view/17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.