Berkarya untuk Berprestasi Meraih Mimpi - SEGAP Media .Online | Students Media for Indonesia

Breaking


Kamis, 03 Desember 2020

Berkarya untuk Berprestasi Meraih Mimpi

 

Oleh: Seto Galih Pratomo*

Mahasiswa Fakultas Hukum UII Yogyakarta


CERITA sarasehan dari seorang Seto Galih Pratomo tentang perjalanan saya dalam berkarya untuk berprestasi meraih mimpi yang mungkin bisa menjadi motivasi pembaca sekalian. Dimulai pertama kali saya mengikuti lomba di bangku MA, motivasi saya dulu adalah membangun prestasi/membanggakan nama sekolah, liburan gratis, dan finansial/uang. Dimana saya menjadi seorang santri diperantauan yg membutuhkan banyak uang untuk berbagai keperluan (organisasi, jajan, jalan-jalan, dan lain-lain). Maka saya mencoba mengikuti perlombaan nasional di kelas 10, alhamdulillah finalis dan dikirim ke Surabaya, mendapat fasilitas mewah di hotel secara gratis.


Cerita pertama saya dalam mengukir sebuah prestasi di bangku Madrasah Aliyah. Namun jauh sebelum itu saya pernah terjun ke perlombaan pada saat masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak di TK Khairul Bariyyah, Jakarta Timur. Waktu itu saya diikutkan dalam perlombaan olahraga berkelompok se DKI Jakarta dan mendaapatkan Juara 2. Itu mungkin pertama kalinya saya mengikuti, menjuarai, plus memegang trophy juara. Rasanya luar biasa.


Waktupun berlalu dan pada saat duduk di bangku Madrasah Aliyah kelas 10, saya tercambuk kembali untuk menorehkan prestasi disaat ada teman-teman saya yang menjuarai lomba. Dari situ saya mencoba menggali potensi diri lebih dalam untuk diperlombakan. Dan suatu saat kakak kelas ada yang membawa proposal atau panduan lomba, disana saya baca tentang lomba karya tulis ilmiah nasional.


Lantas saya pinjam panduan tersebut untuk saya baca. Dan seketika saya memberanikan diri untuk mengajukan lomba yang sama untuk saya ikuti juga bersama sahabat saya. Di luar dugaan, abstrak tuliisan saya lolos ke semi final dan ketika tahap pengumpulan full paper, saya juga lolos ke babak final dan dikirim ke Surabaya untuk mempresentasikan karya. Walau belum bisa menjuarai kompetisi, namun ada pengalaman emas yang saya dapatkan.


Setahun kemudian di kelas 11, teman-teman saya yang mendapatkan juara dipanggil maju ke depan saat upacara bendera untuk diberi penghargaan oleh sekolah. Terlihat teman saya itu maju ke depan dengan bangga nya bisa mengharumkan nama sekolah dan diberi penghargaam oleh guru dan kepala sekolah serta dilihat oleh siswa-siswi. Dari sana saya yang melihat dibarisan belakang upacara, merasa sedih, mengeluarkan sedikit air mata karena belum bisa membanggakan nama sekolah dan orang tua. Sedih karena belum bisa memaksimalkan potensi dalam diri saya.


Saat itu saya berusaha keras untuk menggali potensi diri lebih dalam lagi. Dan pada keesokannya ada pengumuman pembukaan kompetisi nasional yaitu Parlemen Remaja 2019 yang diadakan oleh Setjen DPR RI. Dari seleksi essay, berkas, dan vidio kampanye layaknya seorang calon legislatif, saya berusaha maksimal mungkin. Saya membuat bahan seleksi tersebut bersama sahabat saya yang juga ikut mendaftar. Namun ketika pengumuman, tak disangka nama saya lolos untuk ke parlemen Senayan dan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan selama seminggu. Di sana saya merasakan layaknya seorang anggota DPR RI, mulai dari berangkat dengan Pesawat yang tiketnya dibayarkan oleh pihak panitia untuk pulang dan pergi. Momen pertama kali naik pesawat plus gratis. Acara pun selesai. 


Sebulan kemudian dengan pengalaman yang sangat menyenangkan, saya mencoba mencari ajang kompetisi, dan didapatkanlah kompetisi nasional yang diadakan oleh Kementerian Agama RI, dan alhamdulillah saya lolos dan terbang ke Tangerang Selatan ke Hotel mewah selama semimggu lamanya disana. Disaat yang sama saya mendapat kabar, bahwa saya juga mendapat Juara 1 di perlombaan Essay Nasional yang diadakan Poltekes Kemenkes Surabaya setelah sekian banyak saya gagal dalam meraih juara diperlomban essai, walau sudah keluar banyak biaya pendaftaran. 


Tak disangka dari pengalaman lomba-lomba di bangku MA, saya masuk ke bangku perguruan tinggi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, pada semester awal setelah sekian bulan saya vakum alias mager (malas gerak) untuk kompetisi, saya membangkitkan kembali semangat lomba. Dan saya mencoba mengirimkan tulisan essai saya kesejumlah perlombaan, namun banyak yang gagal, karena mungkin ini zona baru bagi saya untuk berkompetisi sesama mahasiswa. Namun saya terus mencoba dan awal pencapaian saya mendapatkan Juara Harapan 1 di National Essay Competition yang diadakan oleh BEM KM UNNES. Dan bersamaan dengan perlombaan yang diadakan oleh PP KMNU yaitu NU Science and Cultural Art Olimpiad 2020 yang mana saya memberanikan diri mengambil 2 cabang dalam perwakilan delegasi dari KMNU UII yaitu cabang Essay dan Pidato. Dan akhirnya saya mendapat kejutan dari Allah Ta'ala dengan Juara 2 di Essay, namun belum berhasil di pidato.


Pelajaran yang bisa dipetik disini antara lain terus menggali potensi diri dengan cara mencoba dan mencoba, walau gagal, terus mencoba dan jadikan kegagalan sebagai bahan evaluasi. Mungkin pembaca sekalian ada sisi lain yang bisa dipetik dari cerita saya ini atau mengambil ibrah/pelajaranny, terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat dan terpantik jiwa untuk terus semangat berkarya.


*Penulis bisa dihubungi lewat Instagramnya yaitu @sgp_313


(red/segapmedia.online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.