Pentingnya Swasembada Rakyat - SEGAP Media .Online | Students Media for Indonesia

Breaking


Minggu, 21 April 2019

Pentingnya Swasembada Rakyat

Banner Rakyat

Oleh: Seto Galih P

"Swasembada Rakyat,
Untuk Lingkungan Sehat,
Menuju Indonesia Kuat Berdaulat."

     Swasembada yang artinya mencukupi dirinya sendiri, arti kecil dari mandiri. Ini harus dimiliki oleh Rakyat Indonesia yang mempunyai kekayaan alam melimpah ruah tapi tak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Disinilah letak swasembada diperlukan. Dalam suatu lagu karya Koes Ploes disebutkan bahwa negara tercinta Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah ruah.


Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu 
Tiada badai tiada topan kau temuiIkan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga 

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman 
Orang bilang tanah kita tanah surga 
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman

    Dari swasembada tersebut, kita bisa mengelolah kakayaan alam sendiri dengan memperhatikan lingkungan kita agar tetap terjaga sampai ke anak-cucu kita. Disinilah lingkungan sehat bisa diwujudkan karena melihat dari kebutuhan rakyat bukan korporasi yang ingin meraup keuntungan dari kekayaan alam yang kita miliki.

      Semua itu bisa mewujudkan Indonesia yang kuat dan berdaulat atas kehendak rakyat bukan penguasa apalagi segelintir orang. Karena dengan kita swasembada, secara langsung rakyat ambil andil dalam pelaksanaan dan penataan lingkungan. Dan dari rakyatlah negara itu bisa kuat dan berdaulat, tidak mengandalkan tenaga dari luar.


      Pada tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi yang mengingatkan kita tentang pentingnya peduli terhadap bumi atau lingkungan kita. Setiap hari kita menginjak-injak sampai membuang kotoran dibumi. Lantas apakah bumi marah? Bumi kita sudah ikhlas memberi apa yang sudah ada di dalam nya. Tapi apa balasan kita? Cukup menjaga lingkungan yang ada di bumi ini, itu sudah lebih dari cukup. Jangan kotori apalagi merusak bumi kita ini. Mari bersama sama menjaga bumi agar tetap indah dan nyaman untuk ditempati.


ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ الْقَيِّمِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ ۖ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ

   "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)”. Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah." (Ar Rum:41-43)

  Ayat Al-Qur'an diatas disebutkan bahwa kerusakan di darat dan di laut itu nampak akibat dari ulah tangan manusia yang sengaja merusak alam. Pertambangan, pengeboran minyak, batu bara, dan lain-lain itu menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit. Dari material hingga nyawa pun terelakan. Contohnya dalam film Sexy Killers terdapat pembahasan mengenai pertambangan yang sudah amat merusak alam. Ditambah tidak adanya pertanggung jawaban dari pegelolah tambang, sesudah dikeruk kekayaannya tidak ada reklamasi untuk menutup lubang-lubang tersebut yang akhirnya menimbulkan korban jiwa karena kasus udara maupun lubang yang tidak ditutup tersebut.

    Diperparah dengan para elite pemerintahan yang juga ikut main dalam kegiatan merusak alam tersebut. Ini harus diperhatikan pemerintah agar kedepannya bumi kita khususnya negara Indonesia dapat dinikmati sampai anak sampai cucu-cucu. 

(red/segapmedia.online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.