Oleh: Seto Galih Pratomo
SEGAPMedia .Online-Assalamu'alaikum. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Tribunnews yang terlah berkenan mempublikasi tulisan saya, walaupun tata letaknya berubah dan tidak rapi. Saya Seto Galih Pratomo penulis tulisan di Tribunnews.com dari "Kritik atas Tulisan HMI vs PMII di Muktamar NU ke-34 dan Menyikapi dengan Bijak" (klik baca) sebuah tulisan kritik atas tulisan yang terhormat KH. Imam Jazuli berjudul "Rivalitas HMI vs PMII: Perebutan Kursi Ketum PBNU di Muktamar NU ke-34" (klik baca) yang penulis baca menyudutkan salah satu pihak.
Izin mengklarifikasi tulisan tersebut saya tulis untuk penyeimbangi opini dari tulisan yg saya kritik karena tidak sepenuhnya benar. Dan tidak ada niat sama sekali atau kepentingan apapun di dalamnya, apalagi merendahkan.
Maka saya menuliskan kritik atas data-data yang saya dapat, saya kirimkan lampiran daftar list data di bawah. Tanggung jawab saya hanya sebatas itu dan tidak lebih karena di akhir paragraf saya menuliskan "kesimpulan, penulis kembalikan kepada pembaca sekalian karena penulis hanya menyajikan fakta dan data yang ada". Maka selebihnya saya tidak bertanggung jawab, silahkan konfirmasi lebih lanjut ke data-data yang saya ambil. Klik disini untuk daftar list nya.
Sebelumnya mohon maaf, saya hanya mencatut data-data dari yang sudah banyak beredar di masyarakat, dan bisa dikonfirmasikan juga ke sumbernya. Saya tidak bisa mempertanggung jawabkannya karena saya tidak tahu menahu lebih dalam. Jika pembaca punya data yang lebih valid mohon untuk dipublish juga untuk menghindari salah persepsi pengambilan data atau untuk mengonfirmasi data yang dianggap salah..
Saya sangat senang bila tulisan saya ini ditanggapi dengan arif dan bijak sana, apalagi tulisan di balas dengan tulisan agar terciptanya budaya intelektualitas bukan main hakim sendiri. Saya berharap agar tidak terjadi bola panas liar yang berkepanjangan dikarenakan satu sudut pandang saja baik di HMI-PMII-maupun waga Nahdliyin. Jangan sampai warga Nahdliyin-PMII-HMI termakan oleh provokasi yang bisa saja mempunyai kepentingan khusus tersendiri. Karena seyogyanya kita adalah saudara seiman dan sebangsa, jangan sampai ada politic devide et impera (politik adu domba) di antara kita.
Silahkan tanggapi tulisan saya dengan intelektual bukan emosional, saya menyambut dengan baik sebagai bahan belajar saya lagi. Mohon maaf bila ada salah karena penulis masih dalam tahap pembelajaran sebagai mahasiswa dan terus memperbaiki diri, kekurangan ada pada diri saya, kebenaran hanya milik Allah Ta'ala semata. Terima kasih. Wallahu'alam bishowab.
(red/segapmedia.online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.