Pemilwa UII 2021: Minim Konsep dan Gagasan, Sarat Kepentingan - SEGAP Media .Online | Students Media for Indonesia

Breaking


Minggu, 07 Maret 2021

Pemilwa UII 2021: Minim Konsep dan Gagasan, Sarat Kepentingan


Oleh: Iskandar Muda

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia


Pemilihan Wakil Mahasiswa merupakan demokrasi di tingkat kampus yang menjadi miniatur pesta demokrasi bangsa. Pemilihan wakil mahasiswa merupakan sebuah sarana untuk menentukan pemimpin lembaga mahasiswa selanjutnya. Pemilwa KM UII dilaksanakan setiap periode kepengurusan yaitu setahun sekali sebagai ajang pemilihan perangkat lembaga kemahasiswaan. Perangkat lembaga kemahasiswaan yang terdiri dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas (LEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), yang akan menjadi representatif mahasiswa dalam menyuarakan pendapat ke lembaga kampus.


Pemilwa bukan hanya sekedar untuk mengganti kepemimpinan sebelumnya dengan yang baru dan tidak hanya sekadar hanyut dalam aspek prosedural mekanisme pemilihan atau isu isu terkait dengan kesepakatan antar organisasi eksternal dan bagi-bagi jabatan atau kekuasaan. Tetapi pemilihan wakil mahasiswa adalah mekanisme yang disepakati dan dipilih bersama untuk berdemokrasi di lingkup kampus untuk bagaimana menciptakan solusi dan gagasan agar lembaga mahasiswa mengarah ke arah yang lebih baik. 


Ditengah masa kampanye pemilwa saat ini, seharusnya para calon-calon yang nantinya akan menjadi sosok terpilih dan menjadi representatif dari mahasiswa bisa menunjukkan model kepemimpinan yang akan ditawarkan bukan hanya menjual poster berisi visi misi yang hanya sebatas kata-kata penghias. Selain itu, para calon mahasiswa juga seharusnya menunjukkan ide-ide segarnya kepada seluruh mahasiwa terkait bagaimana menjaga keberlanjutan demokrasi di gelaran pemilwa saat ini dan bukan hanya sekedar mengobral diri untuk dipilih. 


Menjadi sebuah keprihatinan tersendiri melihat kondisi pemilihan wakil mahasiwa sebagai pesta demokrasi yang seharusnya menjadi ajang untuk adu gagasan antar calon mahasiswa dalam menciptakan sebuah upaya dan solusi terhadap permasalahan di lingkup kampus, malah menjadi sebuah ajang untuk pamer popularitas dan perebutan dan pergantian kekuasaan semata. Pada akhirnya kita hanya berbicara bagaimana merebut kekuasaan, sementara fungsi pendidikan politik terhadap mahasiswa menjadi terabaikan. Pada akhirnya mahasiswa hanya menjadi domba domba yang digiring untuk mewujudkan kepentingan salah satu kubu belaka, dan Itu menjadi problem besar terhadap kontestasi di lingkup kampus.


Terlebih masih banyaknya problematika Pemilwa UII saat ini yang diselenggarakn oleh KPU KM UII. mulai dari minimnya sosialisasi dan juga tidak adanya transparansi informasi. Melihat realitas dan situasi saat ini, apakah sehat bagi iklim kampus kita saat ini untuk tetap menjalankan kontestasi pemilihan mahasiwa dengan sistem yang yang cacat, bobrok , minim gagasan dan tidak adanya contoh pendidikan politik yang diberikan. Kondisi perpolitikan di indonesia saat ini tentu sudah menjadi cerminan bagaimana sistem yang buruk melahirkan juga seorang pemimpin yang buruk. Situasi ini butuh perubahan, dan perubahan harus dimulai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.