Oleh: Muhammad Fadhil*
Mahasiswa Ekonomi Islam UII, Yogyakarta
Hidup adalah pilihan
Ke barat atau ke timur,
Adalah sama saja,
Sama-sama hidup
Suatu pulau yang hidup
Akan melahirkan gema
Muncul segala berbeda,
Lahir segala macam rasa
Tapi, suatu ketaksaan bukan?
Entah,
Memang bukan kehendak tuk sangkal
Yang datang dari langit ,
Memang benar ada
Tak juga dapat diuji coba
Apalagi
Harus dipertanyakan
Kebenaran wujud yang memang tiada,
Apa itu gila?
Aku bertanya pada sepi,
Jawabannya hanya sunyi,
Penuh teka teki, hanya ilusi,
Tiada arti, tanpa konklusi
Aku bertanya padamu,
Jawabannya hanya iya,
Dan tidak,
Tanpa tindak,
Tiada juga mimpi kelak,
Apa sebenarnya,
Kita adalah patung kerak?
Doa yang diajarkan guru,
Di temaram adalah sinar yang tenggelam
Terlarut bersama jalan,
Yang tersesat pada liku persimpangan
Suatu jalan air mata,
Yang mengalir kepada sendu
Menelusuri waktu
Coba aku tanyakan sebentar
Kepada angin lalu,
Siapa yang benar antara nasib dan kaku?
Sekarang aku menemukan jawaban,
Hidup yang disiapkan dari kejauhan adalah keabadian,
Sesal, tangis dan kabar sebuah epitaf, ajal
*Penulis bisa dihubungi di Instagramnya @m_fadhil5302
(red/segapmedia.online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.