Oleh : Ziyana Mumtazah
(Duta FTIK UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Co-Founder SEGAPMedia Group)
Pening, hening, sepi bereaksi dengan kalut
Mata terpejam terpatri pada sebongkah kapuk, tapi meditasi berkela entah kemana
Berteriak ingin bersabda
Keluh karena hasilnya pasti percuma
Jika masih ada jiwa hitam yang membumbung melangit dengan angkuhnya
Pilihnya adalah pasrah
Terisak dalam diam, biarkan sesak tetap terkubur dalam
Ada banyak paradigma yang ternilai dengan sekenanya
Mau menguak sejatinya
Lagi-lagi buat apa?
Masehi yang penuh uji coba
Perihal tata cara menghargai, mengalah, dan lapang dada
Entah suasana merdeka ini apakah menjadi finalnya
Atau masih banyak problema yang siap bersua
Satu hal..
Setiap aksara adalah muhasabah
Pada tanah Merah singgasana dunia sejatinya
Semoga ada banyak pelajaran dan hikmah
Aku memang bukan anak terbaik, tapi melihat kain hijau membungkus kereta besi
Dibawa menuju masa selanjutnya
Perih dan lega seorang Menggelayuti
Soal ketidakbecusan sebagai ananda
Atau lega, atas penantian penuh derita berselimut peleburan dosa akhirnya sampai pada tujuan akhirnya
Sampai bertemu pada sejatinya masa❤️
(red/segapmedia.online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.