Oleh: Dafiq Febriali Sahl
Siswa SMA N 1 Pasuruan
Aku Pendosa
Darah di sekujur tubuhku, mencomot hasrat pertobatan palsu.
Aku lengah dari seruan iblis di balik tirai nafsu-nafsuku.
Melampaui diri menuruti nafsu, hingga neraka menyeru namaku.
Gunung tak tinggi lagi.
Lautan tak luas lagi.
Hingga langit tak bersinar kembali.
Tak tampakkah dosa-dosaku hai penghuni bumi?!.
Malam mendatangkan Tuhan.
Aku tak mengerti apakah ampunan atau hukuman di tanganNya.
Aku bergegas, berlari, dan tersungkur, memohon ampun.
Tuhan… Tuhanku…
Aku tak berhenti berteriak.
Ampunilah aku!.
Tuhan tepat di depan dahiku.
Hangatnya hembusan yang kukira ampunan.
Gemetarnya sukma yang kukira hukuman.
Ternyata,
Ampunan telah mengibaskan diri meruntuhkan dosa.
Aku terkibas, karena akulah pendosa.
Pasuruan, 1 Maret 2022
*Sajak ini akan dibukukan menjadi antologi puisi di Penerbit SEGAP Pustaka
(red/segapmedia.online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.