Pentingnya Moralitas bagi Seorang Pemimpin - SEGAP Media .Online | Students Media for Indonesia

Breaking


Kamis, 10 Maret 2022

Pentingnya Moralitas bagi Seorang Pemimpin

 

Oleh: Mohammad Jamaludin Al Afghoni

*Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

Pemimpin merupakan seseorang yang yang memiliki kecakapan dan kelebihan di suatu bidang sehingga, dia dapat memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

 

Selain pemimpin, ada juga kepemimpinan. Dua hal ini mempunyai perbedaan makna. Pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin, kepemimpinan adalah gaya dan karakter seorang pemimpin. Secara garis besar, peran seorang pemimpin adalah bertanggung jawab penuh dalam menggerakkan dan memotivasi anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu pemimpin juga berperan sebagai pencetus ide, penyemangat kelompok, pengarah anggota, mengaktifkan anggota, mengawasi kegiatan, dan mengayomi anggotanya.

 

Di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) seorang pemimpin dipilih oleh rakyat atau masyarakat, baik itu pemimpin negara atau bisa disebut Presiden, pemimpin provinsi atau bisa disebut Gubernur, pemimpin kota/kabupaten atau bisa disebut Bupati/Walikota. Biasanya, seringkali kita lihat sebelum dilaksanakannya pemilihan seorang pemimpin baik itu Presiden, Gubernur, bahkan Bupati/Walikota pasti melakukan blusukan bahkan kampanye diberbagai wilayah. Hal ini ini biasanya dilakukan untuk mengambil hati masyarakat sekitar dengan tujuan agar di waktu pemilihan pimpinan ia dipilih sebagai seorang pemimpin.

 

Menurut saya, pada saat seorang calon pemimpin berkampanye seringkali calon tersebut memberikan janji-janji kepada masyarakat. Namun, ketika seorang calon pemimpin tersebut terpilih dan resmi menjadi seorang pemimpin, janji-janji yang dulu ia berikan kepada masyarakat tidak semuanya terealisasikan. Sehingga menurut saya, pemimpin-pemimpin ini tidak amanah dalam menjalankan sebuah tanggung jawab sebagai seorang pemimpin.

 

Terlebih dalam perspektif saya banyaknya pemimpin yang tidak amanah, tidak bijaksana, bahkan melakukan tindak pidana korupsi dikarenakan kurangnya pendidikan akhlak dan moral. Banyaknya aksi demonstrasi yang dilakukan dari berbagai mobilitas biasanya dipicu akibat pemimpin yang tidak amanah dan bijaksana.

 

Selain itu juga, riset menunjukkan bahwa pemimpin di Indonesia rata rata menginginkan harta kekayaan. Bukan memang niat tulus untuk memajukan negeri. Karena masih banyaknya money politik meskipun dalam tingkatan kades. Oleh karena itu pemimpin yang di pilih melalui jalan mufakat dan politik menyebabkan prespektif kotor di kalangan masyarakat.

 

Contoh kasus pencakupan tanah yang akan digunakan sebagai penambangan batu andesit sekaligus pembuatan bendungan bener di Desa Wadas daerah Purworejo, Jawa tengah. Sempat terjadi pergesekan antara aparat dengan warga Wadas, menurut saya, Bupati/Walikota sebagai pemimpin kabupaten Purworejo seharusnya mampu mengatasi problematika di desa tersebut. Karna pada dasarnya kenyamanan rakyat adalah prioritas seorang pemimpin.

 

Tidak hanya itu, baru-baru ini muncul sebuah isu dari mentri ketenagakerjaan bahwasannya BPJS bisa dicairkan ketika sudah mencapai usia 57 tahu, keputusan yang awalnya dibuat oleh mentri ketenagakerjaan ini mendapatkan banyak protes dari berbagai kalangan. Hal ini membuat para buruh membuat aksi penolakan tentang kebijakan tersebut karna dinilai sangat merugikan rakyat khususnya bagi para buruh. Namun tidak berselang lama keputusan ini akhirnya di tarik, salah satu alasan ditariknya kebijakan ini ialah banyaknya elemen masyarakat bahkan politikus tidak sependapat atau bisa dikatakan kontra dengan kebijakan ini. Sudah seharusnya bagi kita sebagai seorang pemimpin atau seseorang yang paling ahli di bidang tertentu, di ranah hukum misalnya, harus menjunjung tinggi asas keadilan, mengingat idiologi bangsa kita ialah Pancasila, yang didalamnya terdapat poin, “keadilan sosisal bagi seluruh rakyat Indonesia”

 

Pemimpin harusnya memiliki karakter sifat nabi seperti jujur, amanah, menyampaikan, dan cerdas. Hal itu yang harusnya di jadikan pedoman sebelum menjadi pemimpin. Karena semua juga akan di pertanggungjawabkan. Selain itu intregritas dan kredibilitas harus di tanamkan di jiwa ji pemimpin. Agar setiap keputusan yang di ambil pro kepada rakyat kecil.

 

Dalam konsep Ki Hajar Dewantara, pemimpin itu di konsepkan. Ing Madyo Mangun Karso Ing Ngarso Sung Tulodo Tut wuri Handayani yaitu maksudnya adalah sebagai pemimpin kita harus bisa menjadi pemimpin di depan di tengah dan dibelakang di depan adalah untuk menjadi contoh yang baik di tengah supaya bisa merakyat dan di belakang supaya bisa memotivasi.

 

Dalam hal ini, saya mempunyai pandangan bahwasanya akhlak dan moral sangatlah penting bahkan perlu ditekan dalam proses pendidikan di Indonesia. Tujuanya ialah agar setiap orang mempunyai kepribadian yang lebih berakhlak dan bermoral. Namun, yang terjadi pada saat ini, bamyak orang yang pandai dan pintar seringkali diutamakan atau dibanggakan dalam sebuah pendidikan, dan mengabaikan akhlak dan moralnya.

 

Oleh karena itu, banyak sekali pribadi-pribadi yang pandai dan pintar namun tidak mempunyai akhlak dan moral yang baik. Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwasanya penekanan pendidikan akhlak dan moral merupakan langkah awal yang harus diajarkan kepada masing-masing personal seseorang, hal ini ini diharapkan agar terciptanya kehidupan yang baik adil, dan tentram.


Penulis bisa dihubungi disini

(red/segapmedia.online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.