Anak Warsawa dan Sersan Baik Hati - SEGAP Media .Online | Students Media for Indonesia

Breaking


Selasa, 11 Juni 2019

Anak Warsawa dan Sersan Baik Hati




Oleh: Ivan George
Siswa SMKN 3 Jombang, Jawa Timur


            Pada saat Jerman sudah memulai perang pada tahun 1939, Jerman memilih untuk menginvasi Polandia, dikarenakan daerah Prusia tak terhubung dengan wilayah Jerman dikarenakan ada suatu daerah bernama Danzig. Sekolah, Gereja, dan bangunan bangunan lain sudah hancur berkeping keping. Dan yang paling parah adalah Ibukota dari Polandia yaitu Warsawa. Pada tahun 1940 Jerman memulai program yang menyiksa bagi kaum Yahudi dan kaum lainnya yaitu Holocaust atau bisa disebut sebagai pembersihan kaum rendah dan menganggap suatu ras selain ras Arya adalah ras rendahan dan lebih baik ras rendahan itu dihabiskan saja.

        
         Disuatu pinggiran daerah Warsawa terdapat sebuah sekolah kecil yang masih berdiri tegak yang menjadi sekolah untuk anak-anak Warsawa yang tak punya rumah karena bom dan tembakan artileri yang ditujukan untuk daerah Warsawa. Mereka diberi edukasi disaat  ayah dan ibunya dibawa ke Kamp Konsentrasi. Mereka di ajar oleh seorang tentara Jerman blasteran Polandia yang baik hati dan tak suka dengan kekerasan Holocaust bernama Otto von Polonsky Kageneck berpangkat sergeant, dia akan pergi mengajar saat dia tak ada tugas apa apa dari atasan. Dia baru saja ditugaskan ke Warsawa dalam satu minggu ini, pada saat dia baru mengajar di sekolah tersebut ada seorang anak laki laki Yahudi bernama David bertanya pada dia, “Kakak Otto kenapa kakak mengasihani kami? Kami kan musuh kakak yang harus di basmi!” kata anak laki laki itu dengan tanya penuh penasaran. Otto pun menjawab dengan bijak, “Aku bukan seorang Nazi yang menyembah Hitler dan aku adalah seorang Kristen Advent yang pada dasarnya aku tidak dibolehkan membunuh seseorang tanpa kejelasan serta ibu ku itu orang Polandia, jadi aku tak suka dengan kediktatoran Hitler yang mana merusak rumah ibuku,” dan seorang anak perempuan yang beragama Islam bernama Fatima Najdek mulai tersenyum dan berkata, “Aku hanya salut kepada kakak dimana  kakak mengajar semua orang tak pandang agama dan sangat berhati malaikat semoga Allah memberimu keberkahan.”

           
        Pada hari berikutnya Otto pun tak ada kerjaan mulai dari Pagi sampai sore karena dia berjaga malam. Akhirnya dia meluangkan hari nya untuk bertemu dengan anak anak kecil Warsawa seperti biasa, pada saat sore hari Otto membuka pelajaran bertahan diri jika sekolah ini runtuh dan dia tak mengajar lagi. Dan ada satu anak yang biasanya pendiam yang bernama Alex   tiba tiba bertanya “Kenapa kakak membuat antisipasi seperti itu? Apakah  kakak akan pergi meninggalkan kami? Atau sekolah yang kita cintai akan runtuh kena boombardir Fasis bangsat itu?” Dia pun berbicara lantang, Otto pun kebingungan mau jawab apa, akhirnya pun dia berkata setelah jeda yang sangat lama, “Tidak adikku disini tempat yang aman untuk bersembunyi dari kaum fasis itu aku mengajarkan ini hanya untuk antisipasi saja tuhan pasti melindungi kita dan Polandia. Gott Mit Uns. Pelajaran pun berakhir pada jam 5 sore dan Otto pun termenung atas apa yang dia katakan tadi tetapi sebenarnya yang terjadi adalah dia dan kelompoknya akan menghancurkan sekolah tersebut pada hari esok. Akhirnya dia berjanji bahwa besok dia akan membelanya dengan sepenuh hati.


Keesokan harinya dia pun berangkat pagi pagi sekali untuk menyapa murid-muridnya yang penuh dengan senyuman itu, mungkin yang terakhir kali nya. Disaat para muridnya berkumpul, mereka disuruh Otto untuk membuat pagar dengan tubuh mereka, para murid itu pun kebingungan dan salah satu murid itu bertanya padanya. “Kenapa kakak menyuruh kami ini untuk membuat pagar dengan tubuh mereka?” Akhirnya si Otto pun berkata dengan jujur, “Maafkan aku adik-adikku, sebenarnya sekolah ini akan dihancurkan oleh pasukanku, aku pun tak bisa menerimanya dan tak tahu mau berbicara apa kepada kalian,” sambil membungkuk serta meneteskan air matanya.


Disaat matahari sudah mulai keatas tiba tiba banyak pasukan Jerman yang menuju kesana beserta petinggi mereka dikarenakan Otto sudah mengundurkan diri dari jabatannya. Disaat pasukan jerman sudah berada di sekolah itu sang pemimpin pasukan berkata kepada Otto, “Oh, jadi ini yang menyebabkan perwira terbaikku mengundurkan diri. Hmm bersama dengan ras-ras tengik yang tak setinggi ras arya hahaha,” berkata dengan keangkuhan yang sangat tinggi, Otto pun mulai geram bahwa menyebut anak anak ini dengan kata kotor, dia pun berkata, “Janganlah kau menghina anak anak tak berdosa itu dengan kata-kata yang tak pantas seperti itu,” dengan wajah geram dan nada yang dirasuki amarah sang komandan itu pun memerintahkan pasukannya untuk segera menghancurkan sekolah itu, Otto pun tak terima dan langsung menghantam sang komandan itu dengan pukulan yang sangat keras seraya berkata, “Keparat kau berani beraninya menghancurkan sekolah ini tanpa seizin ku,” para murid hanya bisa menghadang pasukan Jerman tanpa sepatah kata pun, sang komandan itu memerintahkan untuk menembak si Otto akhirnya anak anak itu berontak dan mulai bergerak melawan layaknya yang di ajarkan Otto pada mereka, para pasukan Jerman itu pun mulai mundur tetapi Otto tak selamat nyawanya karena sang Komandan keparat itu yang menembakkan peluru dari pistol Mausernya pas berada di dadanya.


Anak anak itu mendekati Otto dan mengisak isak dimana guru atau kakaknya itu meninggal, mereka pun menangis bercampur marah atas kekejaman Fasis bangsat itu,mereka pun mulai bergerak meninggalkan mayat Otto untuk melawan dan membalaskan dendam pada pasukan fasis itu dengan perbekalan edukasi milter yang diberi Otto.


Hari demi hari mereka semakin tangguh dan semakin kejam yang hanya bersenjatakan KAR98K dan MP40, mereka bertempur di daerah Warsawa sampai dia menemukan Komandan yang membunuh guru kesayangannya,sampai sampai mereka dijuluki para Tentara Jerman “The Night Children from Warsaw” karena mereka bergerak pada malam hari dan melakukan dengan senyap,tetapi gerakan mereka telah terbaca oleh Pasukan Jerman, mereka tidak sadar jika taktik mereka sudah diketahui oleh Musuh akhirnya hari demi hari pun anak anak itu mulai gugur satu persatu, akhirnya mereka memutuskan untuk bergabung dengan pasukan bawah tanah Pembebasan Warsawa yang akan menyerang tentara Jerman dengan cara Gerilya, anak-anak itu mulai berguguran satu persatu.          


Pada tahun keempat perang dunia II yatiu tahun 1944 disitulah puncak dari perjuangan pembebasan Warsawa atau bisa disebut “Warsaw Uprising” mereka yang masih hidup dari “The Night Children of Warsaw” berada digaris depan dalam pembebasan karena mereka sudah berjanji pada Otto bahwa mereka akan bertempur habis habisan demi negaranya. Mereka menggunakan taktik mereka sendiri yaitu berpura pura mati dan menyergap dengan senyap dengan menggunakan pisau serta pasukan sniper yang sudah berada digedung gedung untuk menghadang konvoi Jerman yang kembali dari pertempuran ditanah Beruang Merah yang mendapat hasil kekalahan,serta saat di Polandia pun terkena serangan. Akhirnya Jerman pun mengalami kekalahan yang sangat telak, The Night Children of Warsaw pun mulai menyergap kantor pusat dari Jerman yang berisi Perwira perwira tinggi Jerman, tetapi disana mempunyai penjagaan ketat akhirnya mereka melemparkan bom molotov kedepan gedung itu dan mereka ditembaki oleh para penjaga gedung itu akhirnya mereka tak tersisa karena tertembak dan terkena api dari Molotov itu.


Keesokan harinya mereka ditemukan dengan mayat tergeletak didepan gedung yang terbakar itu dan menguburkannya secara Patriotik atas jasa mereka yang membunuh para perwira digedung itu, Warsawa pun sudah tidak terjerat lagi oleh Jerman dan diikuti oleh daerah daerah lain dari Polandia. Akhirnya pada zaman sekarang Warsawa dijuluki dengan “Kota Para Pejuang”.


Cerita ini adalah fiktif belaka,memang pada saat itu Perempuan,laki laki dan anak kecil berjuang bersama dalam pembebasan Warsawa,


Amanat:
- Disaat kita membela negara maka kita tak boleh memandang apa keturunan mereka maupun agama mereka
-  Kita harus berjuang sepenuh hati demi orang yang kita cintai
- Berperang demi negara adalah sebuah penghormatan

(red/segapmedia.online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.