Oleh: Ivan George
Siswa SMKN 3 Jombang, Jawa Timur
Pada saat Jerman sudah
memulai perang pada tahun 1939, Jerman memilih untuk menginvasi Polandia, dikarenakan
daerah Prusia tak terhubung dengan wilayah Jerman dikarenakan ada suatu daerah
bernama Danzig. Sekolah, Gereja, dan bangunan bangunan lain sudah hancur berkeping keping. Dan
yang paling parah adalah Ibukota dari Polandia yaitu Warsawa. Pada
tahun 1940 Jerman memulai program yang menyiksa bagi kaum
Yahudi dan kaum lainnya yaitu Holocaust atau bisa disebut sebagai pembersihan kaum rendah dan
menganggap suatu ras selain ras Arya adalah ras rendahan dan lebih baik ras
rendahan itu dihabiskan saja.
Disuatu pinggiran daerah
Warsawa terdapat sebuah sekolah kecil yang masih berdiri tegak yang menjadi sekolah
untuk anak-anak Warsawa yang tak punya rumah karena bom dan tembakan artileri
yang ditujukan untuk daerah Warsawa. Mereka diberi edukasi disaat ayah dan ibunya dibawa ke Kamp Konsentrasi. Mereka
di ajar oleh seorang tentara Jerman blasteran Polandia yang baik
hati dan tak suka dengan kekerasan Holocaust bernama Otto von Polonsky
Kageneck berpangkat sergeant, dia akan pergi mengajar saat dia tak ada tugas
apa apa dari atasan. Dia baru saja ditugaskan ke Warsawa dalam satu minggu ini,
pada saat dia baru mengajar di sekolah tersebut ada seorang anak laki laki
Yahudi bernama David bertanya pada dia, “Kakak Otto kenapa kakak mengasihani
kami? Kami kan musuh kakak yang harus di basmi!” kata anak laki laki itu dengan
tanya penuh penasaran. Otto pun menjawab dengan bijak, “Aku bukan seorang Nazi
yang menyembah Hitler dan aku adalah seorang Kristen Advent yang pada dasarnya
aku tidak dibolehkan membunuh seseorang tanpa kejelasan serta ibu ku itu orang
Polandia, jadi aku tak suka dengan kediktatoran Hitler yang mana merusak rumah
ibuku,” dan seorang anak perempuan yang beragama Islam bernama Fatima Najdek mulai
tersenyum dan berkata, “Aku hanya salut kepada kakak dimana kakak mengajar semua orang tak pandang agama
dan sangat berhati malaikat semoga Allah memberimu keberkahan.”
Pada hari berikutnya Otto
pun tak ada kerjaan mulai dari Pagi sampai sore karena dia berjaga malam.
Akhirnya dia meluangkan hari nya untuk bertemu dengan anak anak kecil Warsawa
seperti biasa, pada saat sore hari Otto membuka pelajaran bertahan diri jika
sekolah ini runtuh dan dia tak mengajar lagi. Dan ada satu anak yang biasanya
pendiam yang bernama Alex tiba tiba
bertanya “Kenapa kakak membuat antisipasi seperti itu? Apakah kakak akan pergi meninggalkan kami? Atau
sekolah yang kita cintai akan runtuh kena boombardir Fasis bangsat itu?” Dia
pun berbicara lantang, Otto pun kebingungan mau jawab apa, akhirnya pun dia
berkata setelah jeda yang sangat lama, “Tidak adikku disini tempat yang aman
untuk bersembunyi dari kaum fasis itu aku mengajarkan ini hanya untuk
antisipasi saja tuhan pasti melindungi kita dan Polandia. Gott Mit
Uns. Pelajaran pun berakhir pada jam 5 sore dan Otto pun termenung atas apa
yang dia katakan tadi tetapi sebenarnya yang terjadi adalah dia dan kelompoknya
akan menghancurkan sekolah tersebut pada hari esok. Akhirnya dia berjanji bahwa
besok dia akan membelanya dengan sepenuh hati.
Keesokan harinya dia pun berangkat pagi pagi sekali untuk
menyapa murid-muridnya yang penuh dengan senyuman itu, mungkin
yang terakhir kali nya. Disaat para muridnya berkumpul, mereka disuruh Otto
untuk membuat pagar dengan tubuh mereka, para murid itu pun kebingungan dan
salah satu murid itu bertanya padanya. “Kenapa kakak
menyuruh kami ini untuk membuat pagar dengan tubuh mereka?” Akhirnya si Otto
pun berkata dengan jujur, “Maafkan aku adik-adikku, sebenarnya sekolah ini akan
dihancurkan oleh pasukanku, aku pun tak bisa menerimanya dan tak tahu mau
berbicara apa kepada kalian,” sambil membungkuk serta meneteskan air matanya.
Disaat matahari sudah mulai keatas tiba tiba banyak pasukan
Jerman yang menuju kesana beserta petinggi mereka dikarenakan Otto sudah
mengundurkan diri dari jabatannya. Disaat pasukan jerman sudah berada di
sekolah itu sang pemimpin pasukan berkata kepada Otto, “Oh, jadi ini yang
menyebabkan perwira terbaikku mengundurkan diri. Hmm bersama dengan ras-ras
tengik yang tak setinggi ras arya hahaha,” berkata dengan keangkuhan yang
sangat tinggi, Otto pun mulai geram bahwa menyebut anak anak ini dengan kata
kotor, dia pun berkata, “Janganlah kau menghina anak anak tak berdosa itu
dengan kata-kata yang tak pantas seperti itu,” dengan wajah geram dan nada yang
dirasuki amarah sang komandan itu pun memerintahkan pasukannya untuk segera
menghancurkan sekolah itu, Otto pun tak terima dan langsung menghantam sang
komandan itu dengan pukulan yang sangat keras seraya berkata, “Keparat kau
berani beraninya menghancurkan sekolah ini tanpa seizin ku,” para murid hanya
bisa menghadang pasukan Jerman tanpa sepatah kata pun, sang komandan itu
memerintahkan untuk menembak si Otto akhirnya anak anak itu berontak dan mulai
bergerak melawan layaknya yang di ajarkan Otto pada mereka, para pasukan Jerman
itu pun mulai mundur tetapi Otto tak selamat nyawanya karena sang Komandan
keparat itu yang menembakkan peluru dari pistol Mausernya pas berada di
dadanya.
Anak anak itu mendekati Otto dan mengisak isak dimana
guru atau kakaknya itu meninggal, mereka pun menangis bercampur marah atas
kekejaman Fasis bangsat itu,mereka pun mulai bergerak meninggalkan mayat Otto untuk
melawan dan membalaskan dendam pada pasukan fasis itu dengan perbekalan edukasi
milter yang diberi Otto.
Hari demi hari mereka semakin tangguh dan semakin kejam
yang hanya bersenjatakan KAR98K dan MP40, mereka bertempur di daerah Warsawa
sampai dia menemukan Komandan yang membunuh guru kesayangannya,sampai sampai
mereka dijuluki para Tentara Jerman “The Night Children from Warsaw” karena
mereka bergerak pada malam hari dan melakukan dengan senyap,tetapi gerakan
mereka telah terbaca oleh Pasukan Jerman, mereka tidak sadar jika taktik mereka
sudah diketahui oleh Musuh akhirnya hari demi hari pun anak anak itu mulai
gugur satu persatu, akhirnya mereka memutuskan untuk bergabung dengan pasukan
bawah tanah Pembebasan Warsawa yang akan menyerang tentara Jerman dengan cara
Gerilya, anak-anak itu mulai berguguran satu persatu.
Pada tahun keempat perang dunia II yatiu tahun 1944
disitulah puncak dari perjuangan pembebasan Warsawa atau bisa disebut “Warsaw
Uprising” mereka yang masih hidup dari “The Night Children of Warsaw” berada
digaris depan dalam pembebasan karena mereka sudah berjanji pada Otto bahwa
mereka akan bertempur habis habisan demi negaranya. Mereka menggunakan taktik
mereka sendiri yaitu berpura pura mati dan menyergap dengan senyap dengan
menggunakan pisau serta pasukan sniper yang sudah berada digedung gedung untuk
menghadang konvoi Jerman yang kembali dari pertempuran ditanah Beruang Merah
yang mendapat hasil kekalahan,serta saat di Polandia pun terkena serangan.
Akhirnya Jerman pun mengalami kekalahan yang sangat telak, The Night Children
of Warsaw pun mulai menyergap kantor pusat dari Jerman yang berisi Perwira
perwira tinggi Jerman, tetapi disana mempunyai penjagaan ketat akhirnya mereka
melemparkan bom molotov kedepan gedung itu dan mereka ditembaki oleh para
penjaga gedung itu akhirnya mereka tak tersisa karena tertembak dan terkena api
dari Molotov itu.
Keesokan harinya mereka ditemukan dengan mayat tergeletak
didepan gedung yang terbakar itu dan menguburkannya secara Patriotik atas jasa
mereka yang membunuh para perwira digedung itu, Warsawa pun sudah tidak
terjerat lagi oleh Jerman dan diikuti oleh daerah daerah lain dari Polandia.
Akhirnya pada zaman sekarang Warsawa dijuluki dengan “Kota Para Pejuang”.
Cerita ini adalah fiktif belaka,memang pada saat itu
Perempuan,laki laki dan anak kecil berjuang bersama dalam pembebasan Warsawa,
Amanat:
- Disaat kita membela negara maka kita tak boleh memandang
apa keturunan mereka maupun agama mereka
- Kita harus berjuang sepenuh hati demi orang yang kita
cintai
- Berperang demi negara adalah sebuah penghormatan
(red/segapmedia.online)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yuk tulis kesanmu setelah membaca tulisan di atas. Masukan, kritik, dan saran. Terima kasih. Salam literasi.